sepak bola sebagai olahraga
terpopuler di dunia memang memiliki fans fanatic yang luar biasa di seluruh
penjuru dunia,apalagi jika sudah berbicara tentang klub andalan masing-masing
orang,nah kali ini seribuji akan memberikan beberapa klub sepak bola terhebat
di dunia,berikut:
Di era yang sama muncul Total
Football yang dipelopori Ajax Amsterdam dengan Johan Cruyffnya nan
legendaris. Kesuksesan Manchester United selama dua dekade belakangan hanya
mungkin terwujud berkat Sir Alex Ferguson.
Berikut adalah daftar 50 klubterhebat sepanjang masa versi Football Pantheon:cekidoooot..
50. AC Milan 1954 – 59
Poin: 755
Generasi emas pertama AC Milan
dengan ikon seperti Juan Schiaffino serta duo Swedia Nils Liedholm dan Gunnar
Nordahl.
Prestasi: Serie A 1955, 1957, 1959;
Runner-up Piala Champions 1958
Pelatih: Hector Puricelli, Giuseppe
Viani
Best XI (4-4-2): Buffon; Fontana,
Cesare Maldini, Beraldo, Bergamaschi; Radice, Danova, Liedholm, Schiaffino;
Grillo, Nordahl
49. Tottenham Hotspur 1960 – 63
Poin: 765
Tim Inggris pertama yang memenangi
trofi Eropa dengan membantai Atletico Madrid 5-1 di final Piala Winner 1963.
Prestasi: English league 1961; FA
Cup 1961, 1962; Cup Winners Cup 1963
Pelatih: Bill Nicholson
Best XI (3-2-5): Brown; Baker,
Henry, Blanchflower; Norman, Mackay; Jones, White, Smith, Greaves, Dyson
48. Stade Reims 1952 – 59
Poin: 770
Rival sengit Real Madrid di era-era
awal Piala Eropa. Diperkuat tiga legenda hidup Prancis, Raymond Kopa, Michel
Hidalgo, dan Just Fontaine.
Prestasi: Liga Prancis 1953, 1955,
1958; Piala Prancis 1958; Runner-up Piala Champions 1956, 1959
Pelatih: Albert Batteux
Best XI (4-4-2): Jacquet; Zimny,
Jonquet, Giraudo, Leblond; Siatka, Hidalgo, Glowacki, Kopa; Fontaine, Vincent
47. Arsenal 2001 – 05
Poin: 780
Invincible Arsenal 2004 plus
keganasan Thierry Henry dalam mencetak gol akan selalu diingat dalam sejarah.
Namun, sayang gagal meneruskan dominasi mereka di Eropa.
Prestasi: Premier League 2002, 2004;
FA Cup 2002, 2003, 2005
Pelatih: Arsene Wenger
Best XI (4-4-2): Lehmann; Lauren,
Cole, Campbell, Toure; Gilberto, Vieira, Ljungberg, Pires; Bergkamp, Henry
46. Preston North End 1888 – 92
Poin: 805
Preston North End merupakan pemenang
titel liga pertama di dunia. Sebelum Arsenal 2004, Preston-lah yang pertama
invincible, atau 114 tahun sebelumnya.
Prestasi: Liga Inggris 1889, 1890;
FA Cup 1889
Pelatih: William Suddell
Best XI (2-3-5): Mills-Roberts;
Howarth, Holmes; Drummond, Russell, Graham; Gordon, Ross, Goodall, Dewhurst,
Thomson
45. Porto 1984 – 87
Poin: 810
Era di mana dua pemain terhebat
sepanjang sejarah Porto bermain: Rabah Madjer dan Paulo Futre yang berbuah
Piala Champions 1987.
Prestasi: Piala Champions 1987; Liga
Portugal 1985, 1986
Pelatih: Artur Jorge
Best XI (4-3-1-2): Mlynarczyk; Joao
Pinto, Inacio, Eduardo Luis, Celso; Quim, Magalhaes, Sousa, Madjer; Futre,
Fernando Gomes
44. Aston Villa 1893 – 1900
Poin: 820
Dinasti pertama dalam sejarah
sepakbola internasional. Amat mendominasi seperti Barcelona di era sekarang.
Prestasi: Liga Inggris 1894, 1896,
1897, 1899, 1900; FA Cup 1895, 1897
Pelatih: George Ramsay
Best XI: Whitehouse, Spencer,
Reynolds, Evans, Cowan, Crabtree, Athersmith, Devey, Campbell, Wheldon, Cowan
43. AC Milan 2002 -07
Poin: 825
Era di mana AC Milan punya lebih
banyak gelar Eropa dibanding domestik. Saat menjuarai Liga Champions 2003,
mereka menyingkirkan Bayern Munich, Borussia Dortmund, Real Madrid, Ajax, Inter
hingga Juventus di final.
Prestasi: Liga Champions 2003, 2007;
Serie A 2004; Piala Italia 2003; Runners-up Liga Champions 2005
Pelatih: Carlo Ancelotti
Best XI (4-2-2-2): Dida; Cafu,
Kaladze, Nesta, Maldini; Gattuso, Pirlo; Seedorf, Kaka; Shevchenko, Inzaghi
42. Real Madrid 1977 – 81
Poin: 830
Dengan ikon seperti Jose Santillana,
inilah tim Real Madrid pertama yang mencapai final Liga Champions setelah absen
32 tahun.
Prestasi: Liga Spanyol 1978, 1979,
1980; Piala Spanyol 1980: Runners-up Piala Champions 1981
Pelatih: Luis Molowny, Vujadin
Boskov
Best XI (4-4-2) : Rodriguez; Cortes,
Camacho, Sabido, Navajas; Stielike, del Bosque, de los Santas; Santillana,
Cunningham
41. Manchester United 1964 – 68
Poin: 835
Sir Matt Busby babes. Dengan pemain
kelas dunia seperti Sir Bobby Charlton, Denis Law, hingga George Best, United menjuarai
Piala Champions 1968, 10 tahun pascatragedi Munich.
Prestasi: Piala Champions 1968; Liga
Inggris 1965, 1967
Managers: Matt Busby
Best XI (4-4-2): Stepney; Dunne,
Brennan, Foulkes; Stiles, Crerand, Charlton, Sadler; Best, Law
40. Bayern Munich 1984 – 90
Poin: 840
Era paling dominan dalam sejarah
Bayern Munich di Bundesliga. Terima kasih kepada era keemasan Jerman di era
80-an.
Prestasi: Bundesliga 1985, 1986,
1987, 1989, 1990; Piala Jerman 1986; Runners-up Piala Champions 1987
Pelatih: Udo Lattek, Jupp Heynckes
Best XI (3-5-2): Pfaff; Nachtweih,
Brehme, Augenthaler, Pflugler, Thon; Dorfner, Matthaus; Hoeness, Kogl, Voller.
39. Liverpool 1985 – 90
Poin: 845
Tragedi Haysel membuat tim ini gagal
menunjukkan kehebatannya di Eropa. Pertanyaan yang selalu menggelitik ialah
bila tak ada larangan, apakah John Barnes, Peter Beardsley, dan Ian Rush mampu
mengatasi AC Milannya Arrigo Sacchi?
Prestasi: Liga Inggris 1986, 1988,
1990; FA Cup 1986, 1989
Pelatih: Kenny Dalglish
Best XI (4-4-2): Grobbelaar; Nicol,
Beglin, Lawrenson, Hansen; Whelan, McMahon, Houghton, Barnes; Beardsley, Rush
38. Chelsea 2004 – 07
Poin: 860
Dianggap sebagai tim terbaik yang
pernah ada yang tak pernah menjuarai Liga Champions. Jose Mourinho mampu
mematahkan dominasi Manchester United dan Arsenal sekaligus di Inggris.
Prestasi: Liga Inggris 2005, 2006;
FA Cup 2007; Piala Liga Inggris 2005, 2007
Pelatih: Jose Mourinho
Best XI (4-3-3): Cech; Ferreira,
Gallas, Carvalho, Terry; Makelele, Lampard, Essien; Robben, Duff, Drogba
37. Barcelona 1950 – 54
Poin: 880
Inilah era di mana Barcelona punya
pemain terhebat sepanjang sejarah klub hingga dibuatkan patungnya di Camp Nou,
Ladislao Kubala.
Prestasi: Liga Spanyol 1952, 1953;
Piala Spanyol 1951, 1952, 1953
Pelatih: Ferdinand Daucik
Best XI (3-4-3): Velasco; Tejada,
Segarra, Gracia; Simatoc, Gonzalvo, Moreno, Kubala; Seguer, Manchon, Rodriguez
36. St. Etienne 1973 – 76
Poin: 890
Tim Prancis pertama yang sanggup
mendominasi kompetisi domestik.
Prestasi: Liga Prancis 1974, 1975,
1976; Piala Prancis 1974, 1975; Runners-up Piala Champions 1976
Pelatih: Robert Herbin
Best XI (4-3-3): Curkovic;
Repellini, Piazza, Lopez, Janvion; Bathenay, Santini, Larque; P Revelli, H
Revelli, Rocheteau
35. Real Madrid 1999 – 03
Poin: 905
Back heel Fernando Redondo di
perempatfinal melawan Manchester United dan tendangan voli Zinedine Zidane di
final melawan Bayer Leverkuesen jadi ikon dari tim berjuluk Los Galacticos ini.
Prestasi: Liga Champions 2000, 2002;
Liga Spanyol 2001, 2003
Pelatih: Vicente Del Bosque
Best XI (4-3-3): Casillas; Salgado,
Roberto Carlos, Helguera, Hierro; Redondo, Zidane, it; Raul, Ronaldo, Morientes
34. Borussia Monchengladbach 1969 –
78
Poin: 915
Gelandang legendaris Jerman Gunter
Netzer membawa Gladbach mampu mendominasi Jerman, padahal kala itu masih ada
Franz Beckenbauer di Bayern Munich.
Prestasi: Liga Jerman 1970, 1971,
1975, 1976, 1977; Piala Jerman 1973; Uefa Cup 1975; Runners-up Piala Champions
1977
Pelatih: Hennes Weisweiler, Udo
Lattek
Best XI (3-4-3): Kneib; Vogts,
Klinkhammer, Wittkamp; Schafer, Netzer, Bonhof, Wimmer; Stielike; Heynckes,
Simonsen
33. Real Madrid 1960 – 64
Poin: 925
Inilah era di mana Ferenc Puskas dan
Alfredo di Stefano yang mulai memasuki usia 30-an tahun dipadukan dengan wonderkid macam
Amancio dan Fello.
Prestasi: Liga Spanyol 1961, 1962,
1963, 1964; Piala Spanyol 1962; Runners-up Piala Champions 1962, 1964
Pelatih: Miguel Munoz
Best XI (4-3-3): Vicente;
Santamaria, Zoco, Sanchez, Pachin; Muller, Di Stefano, Felo; Gento, Amancio, Puskas
32.
32. PSV Eindhoven 1985 – 89
Poin: 930
Guus Hiddink berhasil membawa era
keemasan bagi PSV Eindhoven di Belanda dan Eropa. Pernah mencetak 117 gol di
Liga Belanda musim 1988/89.
Prestasi: Piala Champions 1988; Liga
Belanda 1986, 1987, 1988, 1989; Piala Belanda 1988, 1989
Pelatih: Guus Hiddink
Best XI (4-4-2): Van Breukelen;
Gerets, Nielsen, Koeman, Heintze; Lerby, Van Aerle, Vanenburg, Linskens; Kieft,
Romario
31. Feyenoord 1968 – 74
Poin: 945
Tim Belanda pertama yang menjuarai
Liga Champions.
Prestasi: Piala Champions 1970; Liga
Belanda 1969, 1971, 1974; Piala Belanda 1969, 1974; Uefa Cup 1974
Pelatih: Ben Peeters, Ernst Happel,
Wiel Coerver
Best XI (4-3-3): Graafland;
Rijsbergen, Laseroms, Israel, Van Duivenbode; Jansen, Van Hanegem; Wery,
Kindvall, Moulijn
30. Porto 2002 – 04
Poin: 955
Dianggap beruntung menjuarai Liga
Champions 2004 karena hanya menghadapi AS Monaco di final, tapi sesungguhnya
skuad penuh determinasi Jose Mourinho ini sanggup meladeni tim manapun dari era
kapanpun.
Prestasi: Liga Champions 2004; Liga
Portugal 2003, 2004; Uefa Cup 2003; Piala Portugal 2003
Pelatih: Jose Mourinho
Best XI (4-3-1-2): Baia; Ferreira,
Nuno Valente, Carvalho, Jorge Costa; Costinha, Maniche, Mendes; Deco; Derlei,
Carlos Alberto
29. Steaua Bucharest 1984 – 89
Poin: 960
Inilah tim legendaris dari Rumania
yang mencatat rekor 104 laga tidak terkalahkan di dalam negeri. Rekor yang
masih bertahan hingga sekarang
Prestasi: Piala Champions 1986; Liga
Rumania 1985, 1986, 1987, 1988, 1989; Piala Rumania 1985, 1987, 1988, 1989;
Runners-up Piala Champions 1989
Pelatih: Emerich Jenei, Anghel
Iordanescu
Best XI (4-4-2): Duckadam; Petrescu,
Belodedici, Bumbescu, Iovan; Balint, Hagi, Boloni, Majearu; Lacatus, Piturca
28. Nottingham Forrest 1977 – 80
Poin: 965
Pelatih legendaris Brian Clough
berhasil membawa Nott’m Forrest dari tim level provinsi menjadi penakluk Eropa
berkat pendekatannya yang unik.
Prestasi: Piala Champions 1979,
1980; Liga Inggris 1978; Piala Liga Inggris 1978, 1979
Pelatih: Brian Clough
Best XI (4-4-2): Shilton, Anderson,
Clark, Lloyd, Burns; McGovern, Francis, Gemmill, Robertson, Woodcock, Birtles
27. Juventus 1930 – 35
Poin: 970
Inilah tim pertama dan satu-satunya
di Italia yang berhasil merebut Serie A lima kali berturut-turut.
Prestasi: Serie A 1931, 1932, 1933,
1934, 1935
Pelatih: Carlo Carcano
Best XI (2-3-5): Combi; Caligaris,
Rosetta; Bertolini, Varglien, Monti; Cesarini, Ferrari, Sernagiotto, Orsi,
Borel
26. Barcelona 1958 – 61
Poin: 980
Dengan Sandor Kocsis dan Luis
Suarez, pelatih legendaris Helenio Herrera membawa Barca mampu melawan Real
Madrid yang begitu dominan di era 50-an.
Prestasi: Liga Spanyol 1959, 1960;
Piala Spanyol 1959; Fairs Cup 1958, 1960; Runners-up Piala Champions 1961
Prestasi: Helenio Herrera, Ljubisa
Brocic, Enrique Orizaola
Best XI (4-4-2): Ramallets; Foncho,
Gensana, Gracia, Verges; Garay, Kubala, Kocsis, Evaristo, Suarez; Czibor
25. Barcelona 2004 – 06
Poin: 985
Gocekan maut Ronaldinho dan
keganasan Samuel Eto’o mengantarkan Barca sukses menyihir Eropa.
Prestasi: Liga Champions 2006; Liga
Spanyol 2005, 2006
Pelatih: Frank Rijkaard
Best XI (4-3-3): Valdes; Belletti,
Van Bronckhorst, Puyol, Edmilson; Van Bommel, Xavi, Deco; Giuly, Ronaldinho,
Eto’o
24. Red Star Belgrade 1987 – 92
Poin: 995
Dalam buku Behind the Curtain ditulis
bahwa Red Star Belgrade punya teknik brilian, permainan mengalir, kecerdasan
mengatur tempo, dan organisasi yang superior.
Prestasi: Piala Champions 1991; Liga
Yugoslavia 1988, 1990, 1991, 1992; Piala Yugoslavia 1990
Pelatih: Velibor Vasovic, Branko
Stankovic, Dragoslav Sekularac, Ljupko Petrovic
Best XI (4-4-2): Stojanovic;
Belodedici, Najdovski, Sabanadzovic, Marovic; Jugovic, Prosinecki, Mijajlovic,
Binic; Savicevic, Pancev
23. Real Madrid 1984 – 90
Poin: 1.000
Menjadi satu-satunya tim di Spanyol
yang pernah menjuarai Liga Spanyol lima kali beruntun.
Prestasi: Liga Spanyol 1986, 1987,
1988, 1989, 1990; Piala Spanyol 1989; Uefa Cup 1985, 1986
Pelatih: Luis Molowny, Leo
Beenhakker, John Toshack
Best XI (3-4-3): Buyo; Chendo,
Camacho, Sanchis; Gordillo, Martin Vazquez, Michel, Schuster; Butragueno,
Valdano, Hugo Sanchez
22. Real Madrid 1964 – 69
Poin: 1.005
Era baru Real Madrid pasca-tidak
adanya lagi Ferenc Puskas dan Alfredo di Stefano. Pelatih Miguel Munoz sanggup
membuat Pirri dan Amancio meneruskan prestasi seniornya.
Prestasi: Piala Champions 1966; Liga
Spanyol 1965, 1967, 1968, 1969;
Pelatih: Miguel Munoz
Best XI (4-4-2): Araquistain;
Pachin, de Felipe, Zoco, Sanchis; Pirri, Velazquez, Serena, Amancio; Grosso,
Gento
21. Internazionale 2008 – 10
Poin: 1.010
Dengan menjuarai Serie A, Piala Italia,
dan Liga Champions 2010, Internazionale jadi satu-satunya tim di Italia yang
pernah meraih treble.
Prestasi: Liga Champions 2010; Serie
A 2009, 2010; Coppa Italia 2010
Pelatih: Jose Mourinho
Best XI (4-2-1-3): Cesar; Maicon,
Zanetti, Lucio, Samuel; Cambiasso, Mota; Sneijder; Eto’o, Pandev, Milito
20. Manchester United 1998 – 2001
Poin: 1.015
Drama dua gol injury-time di
final Liga Champions tak mungkin terlupakan. Treble di musim 1999
puncak karier Sir Alex Ferguson di United.
Prestasi: Liga Champions 1999; Liga
Inggris 1999, 2000, 2001; FA Cup 1999
Pelatih: Alex Ferguson
Best XI (4-4-2): Schmeichel;
Neville, Irwin, Stam, Johnsen; Keane, Scholes, Beckham, Giggs, Yorke, Cole
19. Olympique Marseille 1988 – 93
Poin: 1.020
Skandal pengaturan skor pada 1993
akan terus menghantui kehebatan tim OM satu ini yang berhasil menjadi juara
Liga Champions di tengah dominasi the dream team AC Milan.
Prestasi: Liga Champions 1993; Liga
Prancis 1989, 1990, 1991, 1992; Piala Prancis 1989; Runners-up Piala Champions
1991
Pelatih: Gerard Gili, Franz
Beckenbauer, Raymond Goethals, Tomislav Ivic, Jean Fernandez
Best XI (4-4-2): Barthez; Angloma,
Di Meco, Boli, Desailly; Sauzee, Deschamps, Pele, Waddle; Voller, Papin
18. Hamburg 1978 – 83
Poin: 1.030
Disebut-sebut sebagai juara Liga
Champions (1983) paling dinilai rendah. Padahal, mereka begitu hebat di Jerman
dan ke final LC dua kali dalam empat tahun.
Prestasi: Piala Champions 1983; Liga
Jerman 1979, 1982, 1983; Runners-up Piala Champions 1980
Pelatih: Branko Zebec, Ernst Happel
Best XI (4-3-3): Stein; Kaltz,
Wehmeyer, Jakobs, Hieronymus; Rolff, Milewski, Magath; Keegan, Hrubesch,
Bastrup
17. Juventus 1994 - 98
Poin: 1.045
Tiga kali berturut-turut mencapai
final LC. Pressing, taktik, dan kohesivitas superstar yang dibuat Marcelo Lippi
membuat Juventus menjadi ‘team to beat’ di akhir 90-an.
Prestasi: Champions League 1996;
Serie A 1995, 1997, 1998; Italian Cup 1995; Champions League runners-up 1997,
1998
Pelatih: Marcello Lippi
Best XI (4-3-3): Peruzzi;
Torricelli, Pessotto, Ferrara, Iuliano; Deschamps, Sousa, Zidane; Del Piero,
Ravanelli, Vialli
16. AC Milan 1987 – 91
Poin: 1.050
Inilah The Dream Team AC
Milan. Seperti diucapkan pelatih legendaris Arrigo Sacchi “Bila ingin masuk
sejarah, kemenangan saja tidak cukup, Anda juga harus menghibur.”
Prestasi: Piala Champions 1989,
1990; Serie A 1988
Pelatih: Arrigo Sacchi
Best XI (4-4-2): Galli; Tassotti,
Maldini, Costacurta, Baresi; Colombo, Rijkaard, Donadoni, Ancelotti, Gullit,
Van Basten
15. Bayern Munich 1998 – 2003
Poin: 1.055
Banyak orang lupa betapa cepatnya
tim ini bangkit dari kekalahan menyakitkan di final LC 1999 dengan menaklukkan
Eropa tiga tahun kemudian dan juga mendominasi Jerman.
Prestasi: Liga Champions 2001; Liga
Jerman 1999, 2000, 2001, 2003; Piala Jerman 2000, 2003; Runners-up Liga
Champions 1999
Pelatih: Ottmar Hitzfeld
Best XI (3-4-1-2): Kahn; Sagnol,
Lizerazu, Linke, Andersson, Kuffour; Jeremies, Effenberg; Scholl, Basler, Elber
14. Ajax 1993 – 96
Poin: 1.065
Generasi emas Ajax di era 90an. Apa
yang dialami Barcelona sekarang merupakan representasi yang amat mirip dengan
yang dialami Ajax kala itu: mendominasi dengan pemain akademi.
Prestasi: Liga Champions 1995; Liga
Belanda 1994, 1995, 1996; Runners-up Liga Champions 1996
Pelatih: Louis van Gaal
Best XI (3-4-3): Van der Sar;
Reiziger, F de Boer, Blind; Rijkaard, Seedorf, Davids, Litmanen, Finidi,
Overmars, Kluivert
13. Juventus 1976 – 86
Poin: 1.070
Dinasti terlama sepanjang sejarah
sepak bola Italia. Seperti dinasti Sir Alex Ferguson di United saat ini.
Giovanni Trapattoni membuat Juve jadi tim menakutkan di era 80-an.
Prestasi: Piala Champions 1985;
Serie A 1977, 1978, 1981, 1982, 1984, 1986; Piala Italia 1979, 1983; Piala
Winners 1984; Uefa Cup 1977; Runners-up Piala Champions 1983
Pelatih: Giovanni Trapattoni
Best XI (4-4-2): Tacconi; Gentile,
Cabrini, Brio, Scirea; Bonini, Tardelli, Platini, Boniek; Rossi, Bettega
12. Barcelona 1988 – 94
Poin: 1.085
Bukan hanya AC Milan, Barcelona pun
punya Dream Team di era 90-an. Barcelona berhasil mengimplementasikan
total football modern dari pelatih Johan Cruyff.
Prestasi: Liga Champions 1992; Liga
Spanyol 1991, 1992, 1993, 1994; Piala Spanyol 1990; Piala Winners 1989;
Runners-up Liga Champions 1994
Pelatih: Johan Cruyff
Best XI (4-3-3): Zubizarreta;
Ferrer, Sergi, Koeman, Nadal; Guardiola, Bakero, Beguiristain; Laudrup,
Stoichkov, Romario.
11. Manchester United 2006 – 09
Poin: 1.095
Bila treble 1999 jadi
puncak karier Sir Alex Ferguson di United, maka era ini merupakan periode
tersukses sang pelatih legendaris di Setan Merah.
Prestasi: Liga Champions 2008; Liga
Inggris 2007, 2008, 2009; Piala Liga 2009; Runners-up Liga Champions 2009
Pelatih: Alex Ferguson
Best XI (4-3-3): Van der Sar; Brown,
Evra, Vidic, Ferdinand, Hargreaves, Carrick, Giggs; Rooney, Tevez, Ronaldo
10. Torino 1945 – 49
Poin: 1.110
Untuk menggambarkan kekuatan Torino
di era ini, mereka pernah unggul 6-0 hanya dalam waktu 19 menit saat menghadapi
AS Roma pada 1949. Bisa dibayangkan betapa dominannya mereka di Italia bila
tidak ada tragedi kecelakaan pesawat Superga yang menewaskan pemain-pemain
Torino di 1949.
Prestasi: Serie A 1946, 1947, 1948,
1949
Pelatih: Luigi Ferrero, Mario
Sperone, Egri Erbstein
Best XI: Bacigalupo, Ballarin,
Maroso, Grezar, Rigamonti, Castigliano, Menti, Loik, Gabetto, Mazzola, Ossola
9. AC Milan 1991 – 95
Poin: 1.135
Ada dua periode AC Milan di 90-an.
Pertama era Arrigo Sacchi, dan kedua era Fabio Capello. Meski tak
seatraktif Dream Team Sacchi, Milan Capello terbukti lebih sukses.
Saat menjuarai Serie A 1992, mereka pernah mengalahkan Fiorentina 8-2 dan juara
bertahan Sampdoria 5-1. Mereka pun sempat tak terkalahkan dalam 58 laga.
Prestasi: Liga Champions 1994; Serie
A 1992, 1993, 1994; Runners-up Liga Champions 1993, 1995
Pelatih: Fabio Capello
Best XI (4-3-1-2): Rossi; Tassotti,
Maldini, Baresi, Costacurta; Donadoni, Desailly, Albertini, Boban, Savicevic,
Simone
8. Celtic 1965 – 74
Poin: 1.140
Era di mana Celtic menjuarai Liga
Skotlandia sembilan kali berturut-turut. Di bawah pelatih legendaris Jock
Stein, Celtic mencicipi Piala Champions 1967.
Prestasi: Piala Champions 1967; Liga
Skotlandia 1966, 1967, 1968, 1969, 1970, 1971, 1972, 1973, 1974; Piala
Skotlandia 1967, 1969, 1971, 1972, 1974; Piala Liga Skotlandia 1966, 1967,
1968, 1969, 1970; Runners-up Piala Champions 1970
Pelatih: Jock Stein
Best XI (4-2-4): Simpson; Craig,
Gemmell, McNeill, Clark; Murdoch, Auld; Johnstone, Lennox, Wallace, Chalmers
7. Internazionale 1962 – 67
Poin: 1.145
Dengan sentuhan ajaib pelatih
bertangan dingin Helenio Herrera, Internazionale menguasai Italia dan Eropa dengan
strategi nan legendaris catenaccio.
Prestasi: Piala Champions 1964,
1965; Serie A 1963, 1965, 1966; Runners-up Piala Champions 1967
Pelatih: Helenio Herrera
Best XI (5-2-3): Sarti; Burgnich,
Facchetti, Picchi, Guarneri; Tagnin; Luis Suarez, Corso; Jair, Mazzola, Peiro
6. Benfica 1959 – 68
Poin: 1.165
Dianggap sebagai cerminan Brasil
1970. Dimotori Eusebio, Benfica menguasai Eropa dengan taktik menyerang total
di era di mana catenaccio begitu kental.
Prestasi: Piala Champions 1961,
1962; Liga Portugal 1960, 1961, 1963, 1964, 1965, 1967, 1968; Piala
Portugal1962, 1964; Runners-up Piala Champions 1963, 1965, 1968
Pelatih: Bela Guttmann, Fernando
Riera, Lajos Czeizler, Elek Schwartz, Fernando Cabrita
Best XI (3-3-4): Periera; Mario
Joao, Germano, Angelo; Cavem, Cruz, Jose Augusto, Eusebio, Aguas, Coluna,
Simoes
5. Bayern Munich 1971 – 76
Poin: 1.260
Era di mana Gerd Muller pernah
mencetak 55 gol dalam semusim Bundesliga. Dengan Franz Beckenbauer, mereka juga
menjadi satu dari hanya dua tim yang pernah juara Piala Champions tiga kali
berturut-turut.
Prestasi: Piala Champions 1974,
1975, 1976; Liga Jerman 1972, 1973, 1974
Pelatih: Udo Lattek, Dettmar Cramer
Best XI (4-3-3): Maier; Hansen,
Schwarzenbeck, Beckenbauer, Breitner; Roth, Zobel, Hoeness, Rummenigge, Muller,
Kapellmann
4. Barcelona 2008 – 11
Poin: 1.280
Disebut-sebut sebagai tim terhebat
sepanjang masa. Kombinasi La Masia pada diri Leo Messi-Andres Iniesta-Xavi
membawa Barca begitu menakutkan hingga pernah membantai Real Madrid 5-0 pada
2010 lalu.
Prestasi: Liga Champions 2009, 2011;
Liga Spanyol 2009, 2010, 2011; Piala Spanyol 2009
Pelatih: Pep Guardiola
Best XI (4-3-3): Valdes; Dani Alves,
Abidal, Pique, Puyol; Busquets, Xavi, Iniesta; Pedro, Messi, Eto’o
3. Liverpool 1975 – 84
Poin: 1.300
Bila Bill Shankly menjadi orang
pertama yang membuat Liverpool sebagai juara secara rutin, maka Bob Paisley
merupakan sosok yang mengantar The Reds juara tanpa ampun.
Prestasi: Piala Champions 1977,
1978, 1981, 1984; Liga Inggris 1976, 1977, 1979, 1980, 1982, 1983, 1984; Piala
Liga1981, 1982, 1983, 1984; Uefa Cup 1976
Pelatih: Bob Paisley, Joe Fagan
Best XI (4-4-2): Clemence; Neal, A
Kennedy, Hansen, Hughes; R Kennedy, Souness, McDermott, Heighway; Keegan,
Dalglish
2. Real Madrid 1953 – 60
Poin: 1.470
Lima juara Piala Champions dengan
kemenangan 7-3 atas Eintracht Frankfurt yang jadi kulminasinya. Alfredo Di
Stefano, Ferenc Puskas, Gento, dan Raymond Kopa membawa Real Madrid menjadi
jawara yang tak tertandingi di masanya.
Prestasi: Piala Champions 1956, 1957,
1958, 1959, 1960; Liga Spanyol 1954, 1955, 1957, 1958
Pelatih: Enrique Fernandez, Jose
Villalonga, Luis Carniglia, Miguel Munoz
Best XI (3-2-5): Dominguez,
Marquitos, Santamaria, Pachin, Munoz; Zarraga, Kopa, Rial, Di Stefano, Puskas,
Gento
1. Ajax 1965 - 73
Poin: 1.575
Dengan total football yang begitu
spektakuler, Ajax seolah memenangi setiap laga, setiap trofi, selama delapan
tahun di akhir 60-an dan awal 70-an. Bukan hanya gelar, tapi performa Johan
Cruyff dkk. yang begitu eksepsional hingga layak ditahbiskan sebagai klub
terhebat sepanjang masa.
Prestasi: Piala Champions 1971,
1972, 1973; Liga Belanda 1966, 1967, 1968, 1970, 1972, 1973; Piala Belanda
1967, 1970, 1971, 1972; Runners-up Piala Champions 1969
Pelatih: Rinus Michels, Stefan
Kovacs
Best XI (4-3-3): Stuy; Suurbier,
Hulshoff, Vasovic, Krol; Neeskens, Haan, Muhren; Rep, Cruyff, Keizer
nah itu tadi beberapa klub raksasa
sepak bola yang sudah terkenal kehebatannya,baik dari segi tim maupun
individual pemainnya,manakah klub pilihan teman-teman seribuji??tentukan
sendiri yah.
sumber:okezone.com
Ditulis Oleh : ~ seribu | kumpulan informasi unik
Anda sedang membaca artikel tentang 50 klub sepakbola terhebat di eropa. Anda diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya. Atas perhatian nya ©Seribu | Kumpulan informasi unik ucapkan Terima Kasih, semoga artikel 50 klub sepakbola terhebat di eropa ini bermamfaat: