Sudah pada tahu bahwa di Indonesia ada kerbau termahal di
dunia? Tepatnya kerbau termahal di dunia ini berasal dari Toraja, Tana
Toraja di Sulawesi Selatan sejak lama dikenal dengan budayanya yang unik,
terutama prosesi pemakaman. Sebuah pesta besar wajib dilakukan untuk
menghormati mendiang. Dana yang dihabiskan pun bisa sampai miliaran rupiah.
Seperti yang disaksikan merdeka.com. Saat itu, keluarga besar Tallulembang
menggelar upacara pemakaman. Salah satu kerabat keluarga ini ada yang meninggal
sejak beberapa bulan lalu.
Di Toraja, keluarga Tallulembang merupakan salah satu yang terpandang. Sesuai
adat, mereka wajib menggelar upacara pemakaman yang disebut Rambu Solo. Meski
upacara pemakaman, suasananya, tidak diliputi kesedihan malah lebih mirip
seperti pesta besar. Semua anggota keluarga besar hadir, demikian juga para
kerabat jauh yang jumlahnya ratusan orang.Unik Baca
Mereka kompak berpakaian hitam-hitam, sedangkan para pria ada yang berpakaian
warna lain, tapi tetap mengenakan sarung berwarna hitam polos. Upacara dimulai
dengan penyembelihan kerbau. Beberapa ekor kerbau hitam yang telah disiapkan
disembelih dengan cara ditebas lehernya.
Yang menarik, ada kerbau belang (tedong bonga) yang dihadirkan dalam upacara.
Ketika itu, ada empat ekor kerbau belang putih-hitam dan lima ekor kerbau hitam
yang kulitnya mengkilat. Julius, salah satu kerabat keluarga kebagian menjaga
salah satu kerbau belang itu. "Yang ini harganya Rp 670 juta," kata
dia menunjukkan kerbau belang yang paling besar.
"Sama dengan mobil Alphard ini harganya," cetus Julius. Sementara
tiga kerbau lainnya, lanjut Julius, berharga, Rp 400 jutaan hingga Rp 200
jutaan. "Yang paling mahal ini karena warna dasarnya putih dan dia belang
hitam. Sedangkan yang lain itu, warna dasarnya hitam dan belangnya putih,"
tuturnya.
Semakin besar ukuran kerbau dan corak belangnya semakin bagus, maka harganya
semakin mahal. "Kerbau ini memang dipelihara khusus untuk acara-acara seperti
ini. Ada pedagangnya," kata Julius. Dia menjelaskan, untuk kerbau putih
dengan belang hitam, dijuluki saleko. Sementara untuk kerbau hitam dengan
belang putih dijuluki bonga. Dan untuk kerbau yang berwarna hitam semua
dijuluki pudu.
Untuk kerbau-kerbau yang lebih mahal dari harga mobil ini, ternyata tidak
disembelih. Dalam prosesi upacara Rambu Solo, kerbau belang itu, akan
disumbangkan. "Karena keluarga besar yang meninggal beragama Kristen,
kerbau ini disumbangkan kepada gereja," kata Julius. Oleh gereja,
kerbau-kerbau itu akan dilelang kepada pembeli dengan harga tertinggi.
"Hasil lelang, 75 persen untuk pihak gereja. Sisanya 25 persen
dikembalikan untuk keluarga pemilik kerbau," imbuh Julius.Unik Baca
Selain kerbau, puluhan ekor babi juga disiapkan dalam upacara ini. Babi-babi
tersebut akan disembelih untuk makanan selama pesta. Karena untuk kebutuhan
pesta, ukuran babi pun yang cukup besar dan harganya berkisar antara Rp 3 juta
hingga Rp 7 juta.
"Harga babi naik mulai bulan September sampai Desember karena banyak
upacara seperti ini," kata Julius.
Dengan biaya yang mahal, upacara Rambu Solo tidak digelar oleh setiap keluarga
di Toraja. Biasanya, hanya orang-orang kaya atau keturunan bangsawan saja yang
mampu menggelar acara ini.Unik Baca
Julius menambahkan, jenazah orang Toraja yang meninggal tidak dimakamkan atau
dikubur. Biasanya, mereka diawetkan terlebih dahulu. Jenazah kemudian dibawa ke
gua batu di atas gunung atau liang-liang batu dan diletakkan dalam peti terbuka
atau diletakkan begitu saja. "Ada juga yang disimpan di rumah-rumah adat
yang dibangun di depan rumah masing-masing," jelasnya.
Puncak acara ini biasanya ditutup dengan adu kerbau. Dua ekor kerbau petarung
berhadapan di sebuah lapangan. Siang itu, Menko Kesra Agung Laksono, Gubernur
Sulawesi Selatan Sahrul Yasin Limpo, dan beberapa gubernur dan wakil gubernur
yang merupakan peserta rapat kerja Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh
Indonesia (APPSI) yang menggelar pertemuan di Tana Toraja, menyaksikan upacara
Rambu Solo.Unik Baca
Dua kerbau bernama Panter dan Naruto berhadap-hadapan. Setelah bertarung
sekitar 15 menit, saling menyerang dan beradu tanduk, Panter, kerbau hitam
petarung berusia 10 tahun menang. Naruto lari terbirit-birit, menyerah dengan
luka terkena tanduk di wajahnya. Penonton pun bersorak karena kerbau yang
didukungnya menang.
"Taruhannya bisa puluhan juta rupiah. Panter itu, sudah sering menang
beberapa kali," kata Johanes, salah satu warga Toraja yang gemar
menyaksikan adu kerbau saat pesta Rambu Solo.