Pada tanggal 21 April lalu, Belanda tidak memperingati Hari
Kartini seperti di Indonesia. Namun demikian, nama Kartini cukup dikenal di
Belanda sebagai pejuang hak-hak perempuan.Maklum, Kartini memang lebih dulu
dipopulerkan oleh orang Belanda dan terutama di Belanda, baru kemudian di
Hindia Belanda, kelak jadi Indonesia. Berikut ini beberapa kota di Belanda yang
punya Kartinistraat, atau Jalan Raden Adjeng Kartini.
Di kota Utrecht
Jalan RA Kartini terletak di kawasan tenang dengan perumahan apik dan
kebanyakan dihuni kalangan menengah. Jalan utama ini berbentuk ‘U’ yang
ukurannya lebih besar dibanding jalan-jalan yang menggunakan nama tokoh
perjuangan lainnya seperti Augusto Sandino, Steve Biko, Chez Geuvara, Agostinho
Neto.
Di kota Venlo Di Venlo, Belanda Selatan
RA Kartinistraat berbentuk ‘O’ di kawasan Hagerhof, di sekitarnya terdapat
nama-nama jalan tokoh wanita Anne Frank dan Mathilde Wibaut.
Di kota Amsterdam, ibukota Belanda,
Kota ini mengabadikan nama penjuang hak-hak perempuan Jawa di abad 17 itu.
Wilayah Amsterdam Zuidoost atau yang lebih dikenal dengan Bijlmer, Jalan Raden
Adjeng Kartini ditulis lengkap. Di sekitarnya adalah nama-nama wanita dari
seluruh dunia yang punya kontribusi dalam sejarah: Rosa Luxemburg, Nilda Pinto,
Isabella Richaards.
Di kota Haarlem
Paling menarik mengamati letak jalan Kartini di Haarlem. Di sana Jalan RA
Kartini berdekatan dengan Jalan Mohammed Hatta, Jl Sutan Sjahrir dan langsung
tembus ke Jalan Chris Soumokil, presiden kedua Republik Maluku Selatan (RMS).
Di Belanda, tanggal 21 April tidak ubahnya dengan hari-hari lainnya. Pasangan
Peters yang tinggal di Kartinistraat di Utrecht tahu bahwa Kartini adalah
seorang Jawa yang berjuang untuk persamaan hak wanita.
Mereka juga tahu bahwa Kartini adalah wanita Jawa pertama yang menuntut
pendidikan yang lebih tinggi. Ia menyayangkan bahwa Kartini meninggal pada usia
yang terlalu muda.
“Dia adalah pejuang persamaan derajat pria dan wanita. Sayang sekali dia
meninggal pada usia muda,” kata Peters. Selebihnya, mereka tidak tahu bahwa
tanggal 21 April adalah hari kelahiran pahlawan Indonesia ini.
Kartini lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah dan meninggal pada usia
25 tahun. Salah satu buku kumpulan surat RA Kartini ditulis dalam bahasa
Belanda, Door duisternis tot licht diterjemahkan menjadi, “Habis Gelap
Terbitlah Terang”.
Menurut Dr Liliek Suratminto, pakar Sastra Belanda di Indonesia, Door
duisternis tot licht lebih cocok lain. “Jadi sebenarnya, ‘Melalui kegelapan
menuju ke arah yang terang’. Kalau ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’ itu lebih
cocok sebagai slogan PLN (Perusahaan Listrik Negara),” katanya.
Menurut Suratminto, sebenarnya tekanannya harus lebih pada perjuangan. “Terang
itu didapat melalui jalan yang gelap dulu baru mendapat titik terang, itulah
yang dicita-citakan Kartini,” ungkap dosen Universitas Indonesia itu.
sumber:unik baca