Istri Bardhono akhirnya minta cerai karena musibah yang
dialami oleh Bardhono membuat alat vitalnya mengecil, dan tidak bisa
disembuhkan.
Nasib tragis yang menimpa Bardhono ini mengundang banyak simpati. Kabar ini
akhirnya juga sampai ke telinga Mbah Agung Gede Anune. Lalu melalui telepati
dipanggilnya Bardhono untuk datang ke tempat pertapaan di Desa Tuwel di dekat
Gunung Guci.
Saat Bardhono datang dan sujud dihadapan MbahAgung Gede Anune, beliau
memberikan wejangan-wejangannya:
“Nak Bardhono… tidak usah Ananda sedih dan berkecil hati atas musibah yang
telah menimpa Ananda. Mbah punya cara agar Nak Bardhono bisa memulihkan
‘senjata’ Ananda seperti sedia kala” demikian Mbah berkata.
“Sebelumnya saya hanturkan terima kasih atas perhatiaan Mbah kepada saya, saya
ingin sekali bisa kembali normal dan kawin lagi Mbah…. Tapi tolong beri saya
petunjuk, bagaimana caranya supaya saya bisa kembali seperti semula ?” Tanya
Bardhono.
“Nak… sebenarnya semuanya itu bersumber dari kebaikan. Asalkan Nak Bardhono
rajin beramal dan berbuat baik niscaya semuanya akan disembuhkan, bahkan akan
mendapat kebaikan yang berlipat-lipat” kata Mbah.
“Maksud Mbah bagaimana? Maaf saya kurang jelas.”
“Begini Nak… sejak saat ini, banyaklah berbuat baik dan beramal. Mbah sudah
doakan Nak Bardhono. Terhitung sejak saat ini, apabila Nak Bardhono berbuat
baik atau beramal kepada orang lain dan orang tersebut mengucapkan terima kasih,
maka’Anu’-nya Nak Bardhono akan bertambah panjang dan bertambah besar satu mili
meter. Tapi Mbah pesan, jangan lupa… cepat kasih tahu kalau ukurannya sudah
sesuai dengan yang Nak Bardhono inginkan” demikian penjelasan Mbah Agung.
“Sekarang pulanglah dan banyaklah berbuat baik dan beramal kepada sesame. Jika
orang tersebut berterima kasih, maka berangsur-angsur Nak Bardhono akan
sembuh…”
Dengan girang hati Bardhono kembali ke rumahnya, dan sejak saat itu ia rajin
berbuat baik dan beramal.
Abu temanya yang sedang tongpes, diberinya 50.000 rupiah sehingga ia berterima
kasih. Sri temanya yang sedang menganggur dibantunya mencari pekerjaan sehingga
Sri berterima kasih kepadanya.
Bardhono memperhatikan perubahan di Anunya, benar deh mantera si Mbah manjur.
Ia melihat anunya berangsur-angsur membesar kembali.
Pada hari ketujuh, akhirnya Bardhono menyadari bahwa anunya sudah kembali
normal seperti semula. Ia sudah berniat untuk kembali kepada Mbah Gede Anune
dan minta agar si Mbah mencabut manteranya. Namun ia pikir-pikir… “Wah tunggu
deh sehari lagi, gue mau gedean dikit lagi…., kan asyik bisa nambah barang dua
mili lagi”.
Siang hari itu Bardhono sedang berjalan di sekitar jalan Thamrin, dia melihat
seorang perempuan buta yang akan menyeberang jalan. Merasa iba dan ingin
berbuat baik, akhirnya Bardhono mendekat ke Wanita buta itu dan menuntunnya
menyeberang jalan melalui jembatan penyebrangan di depan Hard Rock CafĂ©…
Si Wanita buta merasa bersyukur karena sudah ada orang yang telah berbaik hati
membantunya.
“Terima KAsih Nak, atas bantuannya…” kata perempuan itu.
Wah udah tambah satu mili lagi nih… (kata Bardhono dalam hati). Kalo gua kasih
duit sepuluh ribu kali si Ibu ini bilang terima kasih sekali lagi,jadi lumayan
deh nambah dua mili, habis ini gue lagi minta Mbah untuk mencabut manteranya.
Lalu Bardhono mengambil dompetnya dan mengeluarkan dua lembar uang lima ribuan,
diserahkan kepada perempuan buta itu sambil berkata.
“Bu… tidak apa-apa, saya senang sekali bisa menolong Ibu menyebrang jalan. Dan
ini saya serahkan uang sepuluh ribu untuk ongkos ibu naik taxi atau naik bus…
supaya bisa cepat sampai rumah,” kata Bardhono dengan nada tulus.
Si Perempuan itu sangat terkejut dan hampir tidak percaya hari ini dia ketemu
dengan orang yang begitu baik hatinya, sudah membantu menyebrang jalan eh
ditambah lagi dengan kasih duit sepuluh ribu. Maka ia menjadi terharu sekali
dan mengucapkan terima kasih kepada Bardhono.
“Nak… baru kali ini saya ketemu dengan orang yang sebaik Anda, walaupun Ibu
tidak kenal dengan Anda tapi Anda begitu baik menolong dan membantu Ibu… maka
Ibu ucapkan BERIBU-RIBU TERIMA KASIH Nak… sekali lagi BERIBU-BERIBU TERIMA
KASIH…”
BArdhono panic karena merasa tiba-tiba anunya membesar dan celananya tidak
mampu lagi menampung.